Senin, 21 Desember 2015

Membajak Sawah Dengan Kerbau


Membajak Sawah

Pada masa lampau ketika penulis melakoni masa kecil, ada sebuah kenangan yang paling mengasikkan ketika ikut orang tua disawah. Ketika musim musim tanam padi penulis ikut-ikutan menceburkan diri, bergumul dengan lumpur. Bayangin bagaimana rupa dan lumpur di sekujur tubuh. Namun begitu bahagia itu selalu menghias dan mewarnai hari.
Kini tiba waktunya membajak sawah dilaut. Hemmmm......sepasang kerbau yang gagah dirakit untuk kemudian menarik beberapa kayu yang dirangkai untuk kemudian menjadi olahan yang siap ditanami benih padi. Dan penulis ikut naik bersama orang yang mengendalikan bajak itu. Bagaimana.....? pernah tidak sampean seperti penulis........sebuah hiburan yang menarik dan mengasyikkan melebihi naik mobil wisata. Hahahaha
Di desa singojo khususnya didusun taruman taruman tercinta sistem membajak sawah memakai kerbau masih saja diberlakukan hingga sekarang ini, karena selain kurangnya alat modern yang ada didusun taruman juga karena petani lebih senang dengan kotoran kerbau yang bisa menjadikan pupuk alami bagi tanaman. Namun adakalanya petani  juga sering mengeluh, ketika mereka sulit mendapatkan tenaga untuk membajak swah mereka. Luasnya area persawahan menjadikan mereka harus mengantri untuk mendapatkan tenaga itu. Hingga mereka sering terlambat dalam menanam. Lihat saja perbedaannya, dengan membajak memakai kerbau biasanya memakan waktu setengan hari penuh adakalanya dua tiga hari apabila lumayan luas, mula-mula di luku agar tanh menjadi bongkahn2 yang kemudian digaru alias dirataka.
                Sementara bila memakai alat modern atau traktok dalam beberapa jam saja sudah menyelesaikan beberapa petak sawah. inilah impian bagi warga taruman, penyelesain pekerjaan yang lebih cepat dan mumpuni dalam segi waktu,












Tidak ada komentar:

Posting Komentar