Selasa, 21 April 2015

Panen Padi Tradisional

               Didusun taruman pada umumnya setiap panen padi masih menggunakan cara tradisional. Hal ini karena dirasakan sebuah tradisi juga belum adanya alat panen modern yang masuk kedesa ini. Pak jumanto dan ibu samsi, ia adalah salah satu warga taruman yang masih menggunakan cara ini.Beliau berpendapat: " meskipun cara ini sangat melelahkan dan butuh tenaga yang kuat. Tapi beliau merasa tetap senang dan bersyukur pada Allah swt.
"Dasari setiap pekerjaan dengan rasa cinta dan senang agar setiap melakukan sesuatu kita tidak merasakan lelah dan bosan", kata pak jumanto
               Adapun caranya seperti dibawah ini
 * Pasang gelaran
* Padi dipotong dengan sabit yang bergerigi
* Semua padi dikumpulkan jadi satu
* Siapkan batu atau kayu yang agak besar
* Pegang batang padi dan dipukulkan pada batu atau kayu
               Cara panen seperti ini selain gabah atau padi yang gabug juga ikut terkumpul. Petani juga harus membersihkan batangan padi atau kotoran lainnya. Dibawah ini kami Lampirkan beberapa gambar ketika petani memanen padi secara tradisional :          










 SELAMAT MENCOBA



Rabu, 08 April 2015

CARA MEMBUAT MOL


MOL adalah singkatan dari Mikro Organisme Lokal yang sering dimanfaatkan untuk budi daya pertanian organik atau semi organik. Mol memiliki banyak kegunaan seperti, :
1. Dimanfaatkan sebagai pupuk Organik Cair ( POC ) Untuk tanaman maupun kolam.
2. Dimanfaatkan sebagai decomposer atau biang kompos untuk pembuatabn kompos
3. Dimanfaatkan untuk pestisida nabati untuk mengusir hama tanaman.


MOL adalah cairan yang mengandung mikro organisme hasil produksi sendiri dari bahan bahan alami disekeliling kita ( lokal), dimana bahan bahan tersebut tempat yang sebagai media uuntuk hidup dan berkembang nya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat penghancuran bahan bahan organik (decomposer) atau sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman.
Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan sebagai agen pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan sebagai pendecomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama sebagai fungisida. Keunggulan pengunaan MOL yang paling utama adalah murah bahkan tanpa biaya.





Sebelum membuat MOL (Mikro Organisme Lokal). Perlu disiapkan dulu alat dan bahan-bahannya




                     Ember, katul, tetes tebu, ondol sapi atau kambing, air, plastik 


 Masukkan tetes tebu 1 liter dan ondol 2 kg kedalam ember yang sudah berisi air 10 liter


 Masukkan juga katul 2 kg

Aduk hingga merata dan ditutup rapat
* Setelah 4 hari diaduk dan ditutup kembali. 
*Pembuatan MOL dikatakan sukses apabila baunya terasa wangi dan sedap. Dan bisa digunakan setelah 7 hari.

Kamis, 02 April 2015

PERTEMUAN TAYUB 7 Maret 2015


      Pertemuan yang diadakan tanggal 7 maret 2015 yang dihadiri 177 anggota TAYUB dan Penyuluh pertanian desa singorojo Bapak Sumarsono,SP. Para anggota dengan penuh perhatian mendengarkan segala pelajaran yang disampaikan oleh Penyuluh.
Sebuah pertemuan yang sangat berarti dan penuh dengan kekeluargaan.Pada kesempatan ini para anggota TaYUb diajarkan bagaimana membuat MOL (Mikro Organoisme Lokal).
Adapun bahan-bahannya adalah;
1. Katu L                               : 2 kg
2.  Ondol ayam atau sapi    : 2 kg
3. Tetes tebu                        : 1 liter
4. Air                                   : 10 liter
Alat-alat
* Ember, Plastik, Tali karet, Alat pengaduk
1. Semua bahan dicampur menjadi satu dalam ember lalu diadulk hingga rata dan ditutup rapat dengan plastik
2. Setelah 4 hari dibuka, diaduk dan ditutup kembali
3. Pada hari ke 7 sudah bisa dibuka dan digunakan
            Sebuah MOL akan berhasil bila baunya terasa Wangi dan agak beda dari sebelumnya.

Atas nama anggota TAYUB kami mengucapkanTerima kasih banyak untuk Bapak Sumarsono.SP



Bapak Sumarsono,SP (Penyuluh pertanian desa singorojo)


Sambutan Bapak Tugiyono (Kamituo Taruman)


Para anggota Tayub sedang memperhatikan pelajaran dari penyuluh pertanian
Pertemuan anggota Tayub sampai diluar ruang pertemuan
Pertemuan anggotaTayub sampai dipinggir jalan

Senyum penuh semangat dari anggota TAYUB


* Untuk Anggota tayub terima kasih atas waktu dan perhatiannya

Rabu, 01 April 2015

BIMARUM BERPREGMETASI


Kelompok BIMARUM sedang membuat pregmentasi dari dedak jagung.







Jalan Pertanian jagung di Taruman

             Sangat sulitnya jalan ketika tiba panen jagung membuat para warga mengeluh. Apalagi harga jual yang akhir ini menurun membuat mereka menjerit. Dibawah ini adalah kerja bakti para petani dan pengojek jagung yang sedang memperbaiki jalan...




 
Banyak jalan longsor bila musim hujan
 
Sedang membuat jembatan
 

Para petani dan pengojek jagung sedang bermusyawarah
 
Kemacetan jalan karena ada motor yang macet
 
Mencangkul jalan yang berlumpur karena hujan
Salah seorang pengojek yang bingung melihat keadaan jalan
Para pengojek yang lagi beristirahat

KELOMPOK TANI TERNAK BIMARUM


1. KELOMPOK TANI BIMARUM
     
              Adalah sebuah kelompok tani ternak yang berdiri dibawah naungan TAYUB. Kelompok ini berdiri atas inisiatif hadi prayitno. Beliau melihat sebuah keadaan, dimana pada umumnya warga dusun taruman yang mengolah lahan dari hutan. hingga suatu saat lahan itu ditutup. Disini kelompok BIMARUM akan berusaha memberi contoh bagaimana cara beternak kambing yang baik

Dibawah ini adalah gotong royong yang dikerjakan oleh anggota BIMASRUM :


     Para anggota sebelum melakukan kerja menanam rumput gajah


  Para anggota sedang mencangkul tanah yang belum ditanami
                     
Salah seorang anggota sedang memberi pupuk kandang

2. Musyawarah BIMARUM      

          Pada tanggal 15 maret 2015 telah diadakan musyawarah pembentukan pengurus sebagai berikut:

         Ketua             : Ahmad khosirin
         Sekretaris       : Makhroji RM
         Bendahara      : Muntaman
       
         Anggota
         Achmad Sunhaji
         Hadi Prayitno
          Sujadi
          Kasiman
          Tugiyono
          Zaenal Akhirin
          Rokiban
          Nur Fatoni
          Rohani
          Sutris
          Jumali
          
Dan untuk modal awal kelompok, setiap anggota membayar Rp 50.000.

          Menurut Tugiyono (kadus taruman). untuk sebuah perubahan pola pikir masyarakat dibutuhkan seseorang untuk memulai dan memberi contoh kepada warga. Dan beliau sangat mendukung dengan adanya kelompok ini.